Friday, July 30, 2010

sifat perempuan yang tidak disukai laki-laki

Survai itu menguatkan bahwa ada 13 sifat atau tipe
perempuan yang tidak disukai laki-laki:
Pertama, perempuan yang kelaki-lakian,
“mustarjalah”
Perempuan tipe ini menempati urutan pertama dari
sifat yang paling tidak disukai laki-laki. Padahal
banyak perempuan terpandang berkeyakinan bahwa
laki-laki mencintai perempuan “yang memiliki sifat perkasa”. Namun survai itu justru sebaliknya,
bahwa para peserta survai dari kalangan laki-laki menguatkan bahwa perempuan seperti ini telah
hilang sifat kewanitannya secara fitrah. Mereka menilai bahwa perangai itu tidak asli milik
perempuan. Seperti sifat penunjukan diri lebih kuat secara fisik, sebagaimana mereka menyaingi
laki-laki dalam berbagai bidang kerja, terutama bidang yang semestinya hanya untuk laki-laki…
Mereka bersuara lantang menuntut haknya dalam dunia kepemimpinan dan jabatan tinggi!
Sebagian besar pemuda yang ikut serta dalam survai ini mengaku tidak suka berhubungan
dengan tipe perempuan seperti ini.
Kedua, perempuan yang tidak bisa menahan lisannya “Tsartsarah”
Tipe perempuan ini menempati urutan kedua dari sifat yang tidak disukai laki-laki, karena
perempuan yang banyak omong dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara,
menyampaikan pendapatnya, umumnya lebih banyak memaksa dan egois. Karena itu kehidupan
rumah tangga terancam tidak bisa bertahan lebih lama, bahkan berubah menjadi “neraka”.
Ketiga, perempuan materialistis “Maaddiyah”
Adalah tipe perempuan yang orientasi hidupnya hanya kebendaan dan materi. Segala sesuatu
dinilai dengan harga dan uang. Tidak suka ada pengganti selain materi, meskipun ia lebih kaya
dari suaminya.
Keempat, perempuan pemalas “muhmalah”
Tipe perempuan ini menempati urutan keempat dari sifat perempuan yang tidak disukai laki-laki.
Kelima, perempuan bodoh “ghobiyyah”
Yaitu tipe perempuan yang tidak memiliki pendapat, tidak punya ide dan hanya bersikap pasif.
Keenam, perempuan pembohong “kadzibah”
Tipe perempuan yang tidak bisa dipercaya, suka berbohong, tidak berkata sebenarnya, baik
menyangkut masalah serius, besar atau masalah sepele dan remah. Tipe perempuan ini sangat
ditakuti laki-laki, karena tidak ada yang bisa dipercaya lagi dari segala sisinya, dan umumnya
berkhianat terhadap suaminya.
Ketujuh, perempuan yang mengaku serba hebat “mutabahiyah”
Tipe perempuan ini selalu menyangka dirinya paling pintar, ia lebih hebat dibandingkan dengan
lainnya, dibandingkan suaminya, anaknya, di tempat kerjanya, dan kedudukan materi lainnya…
Kedelapan, perempuan sok jagoan, tidak mau kalah dengan suaminya
Tipe perempuan yang selalu menunjukkan kekuatan fisiknya setiap saat.
Kesembilan, perempuan yang iri dengan perempuan lainnya.
Adalah tipe perempuan yang selalu menjelekkan perempuan lain.
Kesepuluh, perempuan murahan “mubtadzilah”
Tipe perempuan pasaran yang mengumbar omongannya, perilakunya, menggadaikan
kehormatan dan kepribadiannya di tengah-tengah masyarakat.
Kesebelas, perempuan yang perasa “syadidah hasasiyyah”
Tipe perempuan seperti ini banyak menangis yang mengakibatkan laki-laki terpukul dan
terpengaruh semenjak awal. Suami menjadi masyghul dengan sikap cengengnya.
Keduabelas, perempuan pencemburu yang berlebihan “ghayyur gira zaidah”
Sehingga menyebabkan kehidupan suaminya terperangkap dalam perselisihan, persengketaan
tak berkesudahan.
Ketigabelas, perempuan fanatis “mumillah”
Model perempuan yang tidak mau menerima perubahan, nasehat dan masukan meskipun itu
benar dan ia membutuhkannya. Ia tidak mau menerima perubahan dari suaminya atau
anak-anaknya, baik dalam urusan pribadi atau urusan rumah tangganya secara umum. Model
seperti ini memiliki kemampuan untuk nerimo dengan satu kata, satu cara, setiap harinya selama
tiga puluh tahun, tanpa ada rasa jenuh!
Ketika Laki-Laki Memilih
Dari hasil survai di Eropa itu, dikomparasikan dengan pendapat banyak kalangan dari para
pemuda, para suami seputar hasil survai itu, maka bisa kita lihat pendapatnya sebagai berikut:
Sebut saja namanya Muhammad Yunus (36) tahun, menikah semenjak sebelas tahun, ia
berkomentar:
“Saya sepakat dengan hasil survai itu. Terutama sifat “banyak omong dan malas”. Tidak ada sifat
yang lebih jelek dari perilaku mengumbar omongan, tidak bisa menahan lisan, siang-malam
dalam setiap perbincangan, baik berbincangan serius atau canda, menjadikan suaminya dalam
kondisi sempit, dan marah, apalagi suaminya telah menjalankan pekerjaan berat di luar, di mana
ia membutuhkan ketenangan dan kejernihan pikiran di rumah.
Saya baru mengetahui dari rekan saya yang memiliki istri model ini, tidak bisa menahan lisannya
di setiap pembicaraan, setiap waktu dan dengan semua orang. Suaminya telah menasehatinya
berulang kali, agar bisa menahan omongan, namun ia tidak menggubris nasehatnya sehingga
berakhir dengan perceraian.
Pada umumnya model istri yang banyak omong, itu lebih pemalas di rumahnya. Bagaimana ia
menggunakan waktu yang cukup untuk mengurus rumah tangga dan anak-anaknya, sedangkan
ia sibuk ngobrol dengan para tetangga dan teman?!.
Jamil Abdul Hadi, sebut saja namanya begitu, insinyur berumur 34 tahun, menikah semenjak 9
tahun, ia berkomentar:
“Tidak ada yang lebih buruk dari model perempuan yang materialistis, selalu menuntut setiap
saat, meskipun suaminya menuruti permintaannya, ia terus meminta dan menuntut!!
Tipe perempuan ini, sayangnya tidak mudah menerima perubahan menuju lebih baik, tidak
gampang menyesuaikan diri dalam kehidupan apa adanya. Boleh jadi kondisi demikian berangkat
dari asuhan semenjak kecilnya. Saya tidak diuji Allah dengan model perempuan seperti ini,
namun justru saya diuji dengan istri perasa dan cengeng.
Dengan tertawa Mahmud as Sayyid menerima hasil survai ini, ia berkomentar:
“Demi Allah, sungguh menarik ada lembaga atau Pusat Study yang menggelar survai dengan
pembahasan seputar ini. Survai ini meskipun memiki cara pandang dan penilaian yang
berbeda-beda, namun terungkap bahwa cara pandang itu satu sama lain tidak saling
bertentangan…”
Lain lagi dengan Mahmud, sebut saja begitu. Belum menikah, mahasiswa di universitas. Ia
berujar tentang mimpinya, yaitu istri yang akan mendampinginya, ia mengharap:
“Pasti saya menginginkan tidak mendapatkan istri yang memiliki tipe sebagaimana hasil survai di
atas. Tetapi mengingat tidak ada istri yang “sempurna”, karena itu saya masih mungkin
menerima tipe perempuan di atas kecuali tipe perempuan pembohong. Istri pembohong akan
lebih mudah mengkhianati, tidak menghormati hubungan suami-istri, tidak memelihara amanah,
tidak bisa dipercaya. Setiap orang pada umumnya tidak menyenangi sifat bohong, baik laki-laki
maupun perempuan itu sendiri. Karena akan berdampak negative pada anak-anaknya, karena
anak-anak akan meniru dirinya!!.
Ketika ia ditanya tentang tipe perempuan “kelaki-lakian”. Perempuan yang menyerupai laki-laki
dalam segala hal dan menyanginya dalam segala hal. Ia berkomentar:
“Tidak masalah berhubungan dengan istri tipe seperti ini, selagi sifat “kelaki-lakian” tidak
mengalahkan dan mengibiri sifat aslinya. Selagi ia masih mengemban kerja dan tugas yang
sesuai dengan tabiat perempuan, seperti nikah, mengandung, menyusui dan lainnya.”
“Perempuan “kuat” menurut saya akan mengetahui bagaimana ia mengurus kebutuhan dirinya,
mengarahkan dan mengatur keluarga dan anak-anaknya. Akan tetapi segala sesuatu ada
batasnya yang tidak boleh diterjangnya. Sebagaimana seorang perempuan tidak suka terhadap
laki-laki yang “banci”, seperti berbicara dan berperilaku layaknya perempuan. Sebagaimana juga
laki-laki tidak suka terhadap perempuan yang mengedepankan sifat kelaki-lakian… segala
sesuatu ada batas ma’kulnya. Jika melampaui batas sewajarnya, yang terjadi adalah dampak
negatif.
Tidak ada seorang istri yang “sempurna”. Dan memang ada berbedaan cara penilaian dan cara
pandang antara laki-laki satu dengan laki-laki lain. Namun ada kaidah umum yang disepakati
oleh samua. Yaitu menolak sikap bohong, penipu, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.”
Semoga tulisan ini menambah informasi dan pengalaman buat para istri dan calon istri. Dan
tentunya bermanfaat bagi laki-laki, sehingga para suami mampu bermuasyarah atau
berhubungan dengan istri-istrinya dengan cara makruf, sebagaimana yang digariskan dalam Al
qur’an. Allah swt berfirman:
“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” Al Nisa’:19
Dan karena perempuan “syaqaiqur rijal” saudara kembar laki-laki, yang seharusnya saling
mengisi dan menyempurnakan, untuk membangun “baiti jannati” sehingga keduanya mampu
bersinergi untuk mewujudkan citanya itu dalam pengembaraan kehidupan ini. Allahu a’lam
Article printed from dakwatuna.com: http://www.dakwatuna.com

No comments:

Post a Comment